Peristiwa 1: orangtua dan anak dalam sebuah mobil angkutan umum
- “Bu, aku haus. Aku ingin minum.”
- “Bu, haus…Aku ingin minum sekarang!”
- “Haus, Bu. Mau minum sekarang!”
[Anak menangis. Orang tua dan anak akan terus berdebat. Anak semakin haus, orang tua semakin jengkel].
Akan lebih baik jika:
- “Bu, aku haus. Aku ingin minum”
- “Iya…”
- “Iya…”
Peristiwa 2: seorang ayah yang sedang sibuk bekerja, dan anaknya datang dengan mainannya yang rusak
- “Ayah, mainanku rusak. Tolong benerin dong, Yah!”
- “Ayah, tolongin, dong. Aku mau main!”
- “Nggak bisa. Ini susah! Bantuin dong…” [anak mulai jengkel]
- “Ayaaah…!” [anak mulai jengkel]
- “Ayah jahat!” [anak mulai membentak]
Akan lebih baik jika:
- “Ayah, mainanku rusak. Bisa tolong bantu benerin?”
- “Iya, nih. Tadi nggak sengaja patah.”
- “Iya, tapi susah.”
[Anak bercerita mengenai kesusahannya, sementara si ayah masih tetap bisa bekerja].
o “Hmm…menurutmu, yang tidak susah bagaimana?”
[Anak mungkin bercerita mengenai yang tidak susah sementara ayah tetap bekerja].
o “Wah, kamu bisa mencobanya dong?”
- “Hmm…Mungkin…” [awalnya terlihat ragu]
o “Oke, Ayah akan membantumu SETELAH ayah menyelesaikan pekerjaan ini. Setuju?”
Tips lainnya:
Hindari bentuk perintah, susun dalam bentuk permintaan :
Memerintah :
Singkirkan itu.
Meminta :
Ayo kita rapikan kamar ini.
Kamu mau kan menyingkirkan itu?
Memerintah :
Jangan memukul adikmu.
Meminta :
Tolong, mulai sekarang, jangan lagi memukul adikmu.
Ayo kita berusaha hidup rukun.
Memerintah :
Jangan berbicara.
Meminta :
Mari kita tenang sebentar dan mendengarkan kata ibu.
Memerintah :
Ikat tali sepatumu.
Meminta :
Ayo kita siap-siap. Ayo, ikatkan tali sepatumu.
Berikan Pilihan
Contoh :
Tanpa pilihan :
Bersihkan kamarmu dan lakukan sekarang
Memakai pilihan
Kamu mau membersihkan kamarmu hari ini atau besok sebelum berangkat sekolah?
Atau
Kamu mau membereskan tempat tidur dulu atau merapikan mainan?
Atau
Kamu mau membersihkan kamarmu sendiri atau perlu bunda bantu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar